Rabu, 26 Mei 2021

ARTIKEL BISMILLAH

 

POLA INTERAKSI SOSIAL ANTAR PESERTA DIDIK SAAT BERDISKUSI KELOMPOK MATA PELAJARAN IPS KELAS VIIIA

 

 

Ratih Nur Zammi, Aminuyati, Khosmas

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Untan Pontianak

Email: ratihnurzammi@gmail.com

 

Abstract

This study aims to determine the cooperation, accommodation, and competition between class VIII A students at SMP Negeri 4 Sungai Raya, Kubu Raya Regency. This study uses a qualitative approach with descriptive methods. The subjects of this study were ten students who represented each discussion group. Data collection techniques used are data reduction, data display, conclusion and verification. The results of this tudy are as follows; (1) Cooperation in groups is showed by the division of tasks, communication between group members, and mutual respect for the contributions of each member. Related to responsibility fulfillment, however, some members did not carry out their duties, and some members roamed the class. It caused the completion of the task to be late. (2) accommodation occurredin the form of tolerance, indicated by the presence of groups of heterogeneous students with different backgrounds, mutual respect, and polite words. If there is a conflict, then compromise and mutual agreement are made to resolve the problems. (3) competition between individuals appeared in the efforts of each student to be enthusiastic about contributing and expressing their knowledge. However, the competitiveness between groups was low as there were still groups that used internet assistance to make it easier to complete tasks.  

 

Keywords: Group Discussion, Junior High School Student, Social Interaction.

 


PENDAHULUAN


           


Dalam kehidupan bermasyarakat manusia merupakan mahluk sosial yang selalu melakukan hubungan atau berinteraksi dengan orang lain, karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain didalam kehidupannya. Hubungan sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial, karena tidak mungkin ada kehidupan bersama tanpa hubungan sosial. Didalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahluk sosial yang tidak akan lepas dari pendidikan formal dan nonformal.

            Di dalam lingkungan sekolah peserta didik dituntut untuk dapat berinteraksi sosial, bekerjasama, berkomunikasi, saling menghargai satu sama lainnya dan dapat berperan aktif selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru sering menerapkan latihan untuk peserta didik berupa persoalan yang harus dipecahkan secara bersama-sama didalam kelompok, yang mana dengan adanya diskusi kelompok ini diharapkan agar terjadi komunikasi dan kerjasama antar peserta didik. Menurut Hasibuan (2012) diskusi kelompok ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka, melakukan komunikasi bekerjasama untuk memenuhi tujuan atau sasaran melalui cara bertukar informasi, mempertahankan pendapat dan memecahkan masalah (p.20).

            Kegiatan diskusi kelompok merupakan hal yang utama untuk melihat seberapa besar kemampuan dan pemahaman peserta didik atas materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Menurut Ibrahim (2006) menyatakan bahwa ciri-ciri terlaksananya diskusi kelompok yang baik adalah sebagai berikut: (1) peserta didik berkerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan tugasnya. (2) penghargaan lebih menekankan pada kerja kelompok dari pada individu. (3) kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. (4) anggota kelompok juga harus berasal dari ras, suku, budaya dan jenis kelamin serta pemahaman kemampuan yang berbeda agar tidak mengelompok (p.33).

            Dengan adanya pendapat dari para ahli diatas ternyata tidak sesuai dengan hasil pra riset yang telah dilakukan peneliti dilapangan. Fakta-fakta yang peneliti temukan dilapangan bahwa hubungan kerjasama yang terjadi didalam kelompok hanya dilakukan oleh peserta didik yang berperan aktif saja dan mau mengutarakan pendapat dan pengetahuan mereka serta mampu menguasai jalannya diskusi kelompok. Sementara peserta didik yang kurang berperan aktif cendrung tidak menyelesaikan tugas yang menjadi bagian dari dirinya. Selain itu masih terdapat peserta didik yang tidak kooperatif didalam kelompok dengan menyamping tugas dan malah berjalan-jalan didalam kelas. Peserta didik juga ada yang kedapatan menggunakan bantuan internet secara diam-diam dengan beralasan mempermudahkan dalam mencari jawaban.

            Dijelaskan kembali menurut Hasibuan (2012) tujuan dari diadakannya diskusi kelompok adalah (1) diskusi diadakan sebagai wadah untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Bukan untuk memperumit masalahan atau malah menimbulkan masalah baru. (2) diskusi juga diadakan sebagai tempat untuk menuntut ilmu serta menambah wawasan. (3) diskusi dibuat untuk dijadikan ajang belajar saling menghargai pendapat, belajar beretika dan percaya diri (p.21).

Dengan adanya temuan fakta dilapangan ini serta tidak sejalannya pendapat dari para ahli yang telah dijabarkan diatas, maka dapat diindikasikan jika terdapat permasalahan yang terjadi didalam kelas VIIIA ini terutama ketika diskusi kelompok sedang diterapkan oleh guru. Temuan fakta-fakta yang telah peneliti jabarkan diatas juga didukung dengan penilaian formatif dari guru yang menyatakan bahwa, terdapat (18,18%) peserta didik yang memiliki nilai kurang dari KKM ketika berdiskusi ini. Peserta didik tersebut juga mendapatkan rentang nilai akhir yaitu 66 hingga 68 saja. Hal ini tentunya akan memperkuat bahwa memang terdapat sebuah permasalah didalam kelas VIIIA ini.

Dengan adanya permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk menggali informasi lebih dan mendapatkan gambaran yang lebih lagi mengenai interaksi peserta didik ketika berdiskusi kelompok. Oleh sebab itu peneliti tertarik mengambil judul penelitian mengenai “Pola Interaksi Sosial Antar Peserta Didik Pada Saat Berdiskusi Kelompok Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya”. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk menceritakan mengenai permasalahan yang mereka hadapi pada saat berdiskusi kelompok ini.  Sehingga dengan adanya keterbukaan dari diri peserta didik, diharapkan juga dapat membantu guru untuk lebih mengembangkan mengenai strategi pembelajaran dalam berdiskusi kelompok. Agar peserta didik secara bersama-sama dapat saling aktif, bertukaran informasi, berkomunikasi, bekerjasama dan tidak membeda-bedakan satu sama lainnya.

 

METODE PENELITIAN

            Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, didalam penelitian ini data-data yang telah didapatkan dijabarkan atau dijelaskan secara terperinci menggunkan kata-kata dan didukung oleh foto-foto dokumentasi yang telah diambil pada saat dilapangan. Penulis juga menggambarkan hasil temuan yang didapat dengan secara obyektif dan faktual guna mempermudahkan pembaca dalam memahami hasil dari penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah di kelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, di Jalan Raya Desa Mekar Baru, Desa Kapur, Kalimantan Barat.

            Didalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang dipergunakan yaitu sumber data primer dengan 10 orang informan dari peserta didik yang mewakili setiap kelompoknya serta 1 orang informan dari guru mata pelajaran IPS yang mengajar dikelas VIIIA. Sedangkan sumber data primer peneliti menggunakan arsip catatan penelian dari guru untuk mendukung penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu 1) teknik observasi langsung dengan turun kelapangan dan mengamati dari proses diskusi kelompok yang terjadi secara langsung dikelas VIIIA, 2) teknik komunikasi/wawancara langsung dimana peneliti langsung melakukan wawancara kepada ke 11 informan peneliti dan terakhir 3) teknik dokumentasi peneliti mengabadikan setiap moment yang dilakukan peserta didik pada saat berdiskusi kelompok ini guna mendukung dari penelitian yang telah dilakukan ini.

            Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan juga ada 3 yaitu, 1) Pedoman observasi yang telah peneliti siapkan untuk selanjutnya peneliti gunakan pada saat melakukan pengamatan dilapangan. 2) Pedoman wawancara berisikan seputar pertanyaan yang akan peneliti tanyakan kepada informan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai interaksi yang terjadi ini. 3) alat dokumentasi adalah alat untuk mendapatkan dokumentasi berupa foto/video/rekaman suara dengan menggunakan bantuan kamera maupun alat perekam suara. Selain itu alat dokumentasi juga bisa berupa catatan arsip penilaian yang digunakan peneliti untuk menunjang penelitian ini.

            Kemudian dalam penelitian ini juga menggunakan beberapa teknik untuk dapat menganalisis data yaitu 1) Reduksi data (Reduction Data); yang berarti peneliti telah merangkum, memilih serta memfokuskan, menyederhanakan data dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian ini. 2) Penyajian data (Display Data); yaitu penyusunan informasi data dengan menggunakan teks naratif untuk menjadi suatu pernyataan didalam penelitian. 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion and verification); kesimpulan data dilakukan berdasarkan dari hasil tahapan reduksi dan penyajian data untuk selanjutnya di verifikasi oleh informan dan disajikan kembali sebagai bentuk kesimpulan dari keseluruhan data.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

            SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu SMP Negeri yang terletak di Jalan Raya Kapur, Kecamtan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya dengan luas tanah 15.000m2. Dengan jumlah tenaga pengajar guru sebanyak 32 orang dan memiliki peserta didik laki-laki sebanyak 252 orang serta peserta didik perempuan sebanyan 265 orang. SMP Negeri 4 Sungai Raya juga memiliki 14 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 laboratorium dan 2 sanitasi peserta didik.

Didalam kelas VIIIA yang menjadi lokasi penelitian terdapat kurang lebih 33 orang peserta didik yang mana 8 orang peserta didik laki-laki dan 25 orang peserta didik perempuan dan berasal dari latar belakang etnis, suku, budaya, agama serta pemahaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Selanjutnya pada penelitian ini terdapat 10 orang informan berasal dari peserta didik yang telah mewakilkan setiap kelompoknya. Pemilihan ke 10 informan ini hasil dari diskusi yang telah peneliti lakukan sendiri dengan Ibu Suhene, S.Pd selaku guru yang mengajar mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ini. Berikut ini peneliti akan menyajikan hasil yang telah didapatkan pada saat dilapangan.

 

1.    Kerjasama antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)    Hasil Observasi

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan sebanyak 3x turun kelapangan yaitu pada tanggal 11 Januari 2021, 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021. Dari semua observasi yang telah peneliti lakukan dilapangan peneliti menemukan fakta mengenai hubungan kerjasama yang terjadi antar peserta didik didalam kelompok ketika berdiskusi ini. Fakta-fakta yang peneliti temukan yaitu sebagai berikut; (1) peserta didik didalam kelompok saling bekerjasama untuk membantu serta berbagi tugas. (2) peserta didik secara bersama-sama juga saling berkomunikasi untuk memecahkan masalah atas soal yang telah diberikan oleh guru. Tetapi tidak semua anggota didalam kelompok yang ikut berkomunikasi dan berdiskusi ketika melakukan pemecahan masalah ini. (3) peserta didik didalam kelompok juga saling menghargai kontribusi yang telah dilakukan oleh seluruh anggota. (4) tidak semua peserta didik didalam kelompok yang bersedia untuk mengambil tugas yang menjadi gilirannya atau bagian dirinya. (5) tidak semua peserta didik juga tetap berada didalam kelompok hingga tugas dinyatakan selesai oleh guru dan masih banyak kedapatan peserta didik yang berjalan-jalan dikelas. (6) tidak semua peserta didik meneruskan atau melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya. (7) kurang adanya dorongan atau ajakan antar sesama peserta didik didalam kelompok agar seluruh anggota dapat berpartisipasi untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. (8) terakhir akibat dari permasalah diatas membuat tidak semua kelompok dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

b)    Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada 11 informan yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 didapatilah fakta-fakta tambahan mengenai pola interaksi yang terjadi dikelas VIIIA ini terutama dalam hal hubungan kerjasama yang dilakukan peserta didik pada saat berdiskusi kelompok. Yang mana menurut 2 orang peserta didik ketika diwawancara memberikan informasi jika kerjasama yang terjadi didalam kelompok ditandai dengan pembagian tugas antar anggotanya, saling berkomunikasi jika telah menemukan jawaban dan saling membantu jika mengalami kesulitan. Namun tidak semua anggota didalam kelompok yang mau bersedia untuk membantu mencari jawaban, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabanya dan konsisten dari awal diskusi hingga akhir untuk berada didalam kelompok. Akan tetapi dengan adanya permasalahan ini didalam hubungan kerjasama tidak membuat peserta didik didalam kelompok terlibat konflik. Peserta didik cendrung lebih memilih untuk menghargai kontribusi dari setiap anggotanya dan mengerjakan tugas walaupun bukan menjadi bagian dari dirinya. Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara oleh Ibu Suheni,S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS hubungan kerjasama peserta didik saat berdiskusi kelompok, memang ada yang seluruh anggota dalam kelompok saling bekerjasama berbagi tugas dan berkomunikasi. Namun juga ada kelompok yang hanya beberapa anggotanya saja yang berkerjasama, berkomunikasi dan berbagi tugas selebihnya anggota lainnya hanya duduk diam.

 

2.         Akomodasi antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)         Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 11 Januari 2021, 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 dengan cara peneliti terjun langsung untuk melakukan pengamatan selama kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung. Peneliti berhasil menemukan fakta terkait dengan akomodasi dalam bentuk toleransi dan kompromi yang telah dilakukan oleh peserta didik. Adapun fakta-fakta tersebut, sebagai berikut;

1)        Toleransi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ditunjukkan dengan interaksi yang dilakukan peserta didik didalam kelompok seperti; (a) pembentukan kelompok yang sudah berisikan peserta didik dengan heterogen atau berbeda-beda mulai dari etnis, suku, budaya, jenis kelamin dan kemampuan yang dimiliki peserta didik tersebut. (b) antar peserta didik juga menggunakan kata-kata yang sopan dan saling menghargai satu sama lainnya. (c) dengan adanya perbedaan tersebut, peserta didik tidak memiliki sikap untuk saling menghakimi satu sama lainnya. (d) dan terakahir peserta didik juga tidak ada memiliki sikap untuk mendominasi jalannya diskusi kelompok.

2)        Kompromi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok juga ditunjukkan dengan interaksi yang dilakukan peserta didik didalam kelompok seperti; (a) komunikasi yang dilakukan antar peserta didik. (b) cara penyelesaian perselisihan atau masalah yang dilakukan peserta didik didalam kelompok dengan mendengarkan setiap argument atau pendapat dari anggota yang berselisih paham lalu secara bersama-sama mengambil keputusan akhir yang tepat dengan tidak menguntungkan atau merugikan salah satu pihak yang bertikai.

b)        Hasil wawancara

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 11 orang informan dan dilakukan sebanyak 2x wawancara pada tanggal 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 peneliti juga telah mendapatkan fakta-fakta terkait bentuk toleransi dan kompromi yang telah dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut;

1)        Toleransi dari hasil wawancara dengan informan didapatilah informasi bahwa didalam pembentukan kelompok diskusi dilakukan dengan cara peserta didik membuat kelompok sendiri dan berisikan anggota yang heterogen dengan memiliki masing-masing perbedaan didalam nya. Dengan adanya perbedaan tersebut tidak menyebabkan terjadinya konflik sehingga hubungan toleransi tetap terjalin, hal ini dikarenakan peserta didik didalam kelompok saling menghargai satu sama lainnya dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak ingin untuk menghakimi atau mendominasi jalannya diskusi kelompok.

2)        Kompromi dari hasil wawancara dengan informan juga didapati informasi terkait kompormi yang telah dilakukan peserta didik didalam kelompok yaitu dengan cara berkomunikasi langsung jika telah mendapatkan jawaban atau ingin menyampaikan sesuatu dan jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat maka akan langsung mencari jalan keluar secara bersama-sama dengan mendengarkan terlebih dahulu anggota yang berselisih tersebut lalu memutuskan untuk mengambil jalan tengah dengan tidak memberatkan atau merugikan salah satu pihak saja.

 

3.         Persaingan antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)         Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti sebanyak 3x turun kelapangan pada tanggal 11 januari 2021, 25 januari 2021 dan 15 februari 2021 peneliti telah menemukan fakta mengenai persaingan yang terjadi baik persaingan antar individu ataupun antar kelompok ketika berdiskusi. Berikut ini hasil temuan dari peneliti;

1)        Persaingan antar individu yang terjadi ditunjukkan dengan usaha yang dikeluarkan dari tiap-tiap individu didalam kelompok untuk berperan aktif, berargument mengeluarkan atau menyampaikan pemahaman materi yang telah dirinya kuasai atau berpendapat ketika telah menemukan jawaban dan seluruh anggota didalam kelompok ini juga memiliki kesempatan yang sama sehingga tidak ada perbedaan diantaranya untuk mendapatkan peneliaian lebih dari guru atas usaha yang telah dikeluarkan.

2)        Persaingan antar kelompok juga terjadi mewarnai diskusi kelompok ini yang ditunjukkan dengan cara tiap-tiap kelompok memiliki strategi atau caranya sendiri untuk mendapatkan penilaian lebih dari guru. Mulai dari menggunakan buku pelajaran atau modul materi yang telah diberikan oleh guru untuk menemukan jawabannya hingga menggunakan bantuan internet untuk mempermudah dan mempercepat proses pencarian jawaban dan penyelesaian tugas.

b)        Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada 11 orang informan dan sebanyak 2x wawancara yaitu pada tanggal 25 januari 2021 dan 15 februari 2021 didapatilah informasi terkait persaingan yang terjadi didalam kelompok diskusi ini, yaitu sebagai berikuti;

1)        Persaingan antar individu dilakukan dengan cara fokus mengerjakan soal-soal berusaha mencari jawabannya dibuku pelajaran maupun modul yang telah diberikan dan dikaitan dengan soal pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan rangkai kata-kata dari diri sendiri. Persaingan juga dengan melibatkan seluruh anggota kelompok dengan berperan aktif untuk mengeluarkan pendapat dan pemahaman materi yang dikuasai masing-masing. Namun memang persaingan ini hanya diikuti oleh peserta didik yang betul aktif dan mau bekerjasama didalam kelompok, untuk peserta didik yang kurang aktif hanya berdiam diri dan mengamati saja dengan sesekali membantu jika dimintai bantuan.

2)        Persaingan antar kelompok diskusi dilakukan dengan cara berbagi tugas untuk mencari jawabannya, mengerjakannya secara serius sehingga berharap dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Namun untuk mencari jawaban selain menggunakan pemahaman dan penguasaan materi yang telah dimiliki ataupun dengan menggunakan buku pelajaran serta modul yang telah diberikan, biasanya juga sesekali menggunakan bantuan internet untuk mempermudah mencari jawaban dan lebih mempercepat penyelesaian tugas.

 

Pembahasan

1.         Kerjasama antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Laudgren (dalam Isjoni 2010) yang menyatakan bahwa hubungan kerjasama dapat dikatakan berjalan baik jika anggota didalam kelompok dapat memenuhi 8 indikator tercapainya kerjasama kelompok yaitu sebagai berikut; a) peserta didik saling membantu antar sesama anggota kelompok (bersedia untuk menjelaskan kepada anggota yang belum mengerti atau memahami materi) b) setiap anggota dapat memecahkan masalah dalam kelompok hingga mencapai sebuah kesepakatan bersama c) dapat menghargai kontribusi setiap anggotnya d) secara bergiliran mengambil tugas yang menjadi bagiannya e) setiap anggota berada didalam kelompok hingga tugas dinyatakan selesai f) setiap anggota meneruskan tugas yang menjadi bagiannya g) dapat saling mendorong antar sesama anggota untuk berpartisipasi lebih didalam kelompok h) dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu (p.65-66).

Namun berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas peneliti menemukan fakta-fakta baru terkait hubungan kerjasama yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ini. Fakta tersebut menunjukan bahwa peserta didik hanya mampu memenuhi 3 indikator terlaksananya kerjasama didalam kelompok sementara 5 indikator lainnya masih belum bisa dikatakan tercapai. Berikut ini fakta-fakta tersebut sebagai berikut; a) peserta didik didalam kelompok memulai tugas dengan saling berkerjasama dan berbagi tugas untuk mencari jawaban b) peserta didik secara bersama-sama berkomunikasi untuk melakukan pemecahan masalah agar dapat merumuskan jawaban yang telah didapati c)  peserta didik juga saling menghargai dengan kontribusi yang telah diberikan oleh masing-masing anggota kelompok d) tidak semua peserta didik didalam kelompok yang secara bergiliran mau mencari jawaban e) masih didapati peserta didik yang tidak bisa duduk diam dalam kelompok ketika diskusi sedang berlangsung f) masih kurangnya dorongan atau ajakan sesama peserta didik agar bisa untuk saling berpartisipasi didalam kelompok g) akhirnya tidak semua kelompok dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Selain itu temuan fakta dilapangan ini juga didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan yang memberikan informasi mengenai hubungan kerjasama yang terjadi didalam kelompok, bahwa dari hasil wawancara tersebut didapati jika memang didalam kelompok hubungan kerjasama dimulai dengan pembagian tugas, dilanjuti dengan berkomunikasi untuk mencari jawaban, saling membantu jika terdapat kesulitan namun memang tidak semua anggota yang bersedia untuk melakukan hal ini.

 

2.         Akomodasi antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Kimball Young dan Ricahrd (Dalam Soekanto 2017) menyatakan bahwa bentuk-bentuk akomodari terbagi atas 7 bentuk sebagai berikut; a) coercion, bentuk yang terjadi karne paksaan b) compromise, dimana pihak yang saling bertikai melakukan pengurangan tuntunya untuk mempercepat penyelesaian perselisihan c) arbitration, suatu cara yang menggunakan bantuan dari pihak ketiga d) mediation, seperti arbitration yang mengundang pihak ketiga sebagai penengah e) conciliation, usaha untuk mempertemukan dari pihak yang sedang berselisih agar mencapai suatu persetujuan f) toleration, bentuk yang tanpa adanya persetujuan dan kadang muncul tanpa disengaja g) adjudication, penyelesaian perkara atau persengketaan melalui pengadilan (p.80). Berdasarkan penyampaian teori diatas didapatilah bahwa akomodasi yang terjadi di dalam kelas VIIIA ketika berdiskusi kelompok berbentuk toleransi dan kompromi yang dilakukan oleh peserta didik dan tidak menimbulkan konflik sehingga tidak perlu melibatkan orang ketiga maupun bantuan pengadilan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

a)    Toleransi yang terjadi antar peserta didik menurut Raka (Dalam Dayanti 2015) terdapat 4 indikator yang dapat dijadikan acuan untuk melihat sikap toleransi yang dilakukan antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ini, yaitu sebagai berikut; (1) sikap peserta didik yang saling menghargai pendapat satu sama lainnya (2) peserta didik saling berinteraksi walau memiliki latar belakang budaya, kepercayaan, suku serta tingkat pemahaman yang berbeda-beda (3) tidak adanya sikap saling menghakimi (4) tidak ingin mendominasi dan ingin menang sendiri (p.232).

Oleh karena itu dengan adanya penjelasan dari teori ahli tersebut dan berdasarkan observasi serta hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, peneliti mendapati bahwa toleransi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ditandai dengan; (1) kemampuan peserta didik yang sudah membentuk kelompok dengan heterogen atau berisikan peserta didik dengan latar belakang etnis, suku, budaya serta tingkatan pemahaman dan penguasaan materi yang berbeda-beda (2) peserta didik juga telah memiliki sikap untuk saling menghargai atas perbedaan pendapat yang terjadi diantara mereka (3) peserta didik tidak memiliki sikap untuk saling menghakimi atas perbedaan yang mereka miliki (4) dan didalam kelompok tidak terdapat peserta didik yang ingin saling mendominasi jalannya diskusi kelompok. Temuan ini diperjelas oleh hasil wawancara dari informan yang juga menyatakan bahwa, dengan adanya perbedaan yang kami miliki tidak membuat atau memicu terjadinya konflik didalam kelompok hal ini dikarenakan tingginya rasa toleransi antar sesama untuk saling menghargai usaha satu sama lainnya.

b)    Kompromi yang dilakukan antar peserta didik menurut Hendropuspito (Dalam Yohanes 2015) menyatakan bahwa, kompromi adalah suatu sikap akomodasi yang lebih jauh lagi dari pada sikap toleransi, dengan adanya kompromi masing-masing pihak ingin memberikan keputusannya untuk mengatasi perselisihan yang terjadi agar tidak menjadi konflik (p.9). Dengan adanya penyampaian teori dari ahli ini juga sejalan dengan temuan yang terjadi dilapangan yang mana berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan menyatakan bahwa, bentuk kompromi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ditandai dengan adanya; (1) komunikasi yang dilakukan antar anggota didalam kelompok (2) cara penyelesaian masalah dengan mendengarkan pihak yang berselisih dan mengambil keputusan secara bersama-sama guna tidak menimbulkan konflik ataupun hanya menguntungkan serta merugikan salah satu pihak nya saja tetapi dengan adanya keputusan ini dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak yang ada dikelompok tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan dari informan yang juga mengatakan bahwa, jika terdapat perbedaan pendapat maka tidak akan menimbulkan koflik hal ini dikarenakan adanya komunikasi yang lancar serta penyelesaian masalah dalam bentuk berdiskusi dan mengambil keputusan secara bersama-sama.

 

3.    Persaingan antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Soekanto (2017) menyatakn bahwa, persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, individu atau kelompok untuk mencari keuntungan dengan cara mempergunakan usaha atau strategi akan tetapi tanpa mempergunakan ancaman serta kekerasan (h.84). didalam penelitian ini terdapat 2 persaingan yang mewarnai jalannya diskusi kelompok, yaitu persaingan antar individu didalam kelompok serta persaingan antar kelompok untuk memperebutkan reward sebagai kelompok terbaik.

a)    Persaingan antar individu didalam kelompok menurut Wardiyatmoko (2012) menyatakan bahwa, persaingan atau kompetisi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan usaha yang lebih baik dari individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan secara bersama-sama (p.56). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan didapati lah bahwa persaingan antar individu ketika berdiskusi kelompok ini ditandai dengan adanya tidak terciptanya konflik dikarenakan setiap individua tau peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat aktif, berargument serta memberikan yang terbaik kepada kelompok dan saling membantu satu sama lainnya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara didapatilah persaingan ini dilakukan dengan peserta didik saling fokus mengerjakan soal atau mencari jawaban yang telah menjadi bagian dari dirinya untuk menyelesaikan tugas agar cepat terselesaikan.

b)    Persaingan antar kelompok menurut Soekanto (2017) menyatakan bahwa, persaingan suatu kelompok terjadi dengan ditandai adanya usaha yang diberikan oleh setiap anggotanya guna tercapainya tujuan secara bersama-sama (p.84). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan didapatilah persaingan kelompok yang terjadi ditandai dengan tiap-tiap kelompok menggunakan cara ataupun strateginya sendiri. Mulai dari berbagi tugas untuk mencari jawaban, menggunakan bantuan buku ataupun modul materi yang telah diberikan guru lalu mengaitkannya dengan pemahaman yang dikuasi, serta juga menggunakan bantuan internet dengan alasan untuk mempercepat mencari jawaban dan menyelesaikan pengerjaan tugas tersebut. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dari peserta didik yang menyatakan bahwa, persaingan antar kelompok dilakukan dengan cara serius mengerjakan soalnya mencari jawaban secara bersama-sama dan berkomunikasi mendengarkan pendapat dari setiap anggota dan mencari jawabannya dengan malalui bantuan buku pelajaran, modul materi yang dibagika serta juga menggunakan bantuan internet jika merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) kerjasama antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dimulai dengan pembagian tugas kepada stiap anggotanya untuk mencari jawaban atau ingin berpendapatan mengenai materi yang dipahami. Selain itu setiap peserta didik saling menghargai kontribusi yang diberikan oleh setiap anggota didalam kelompok. walaupun didalam kelompok masih didapati peserta didik yang tidak menjalankan tugas dan mengambil giliran untuk menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya, selain itu masih juga terdapat peserta didik yang tidak ikut dalam berargument untuk dapat membantu menyelesaikan tugas dan masih juga didapati peserta didik yang berjalan-jalan didalam kelas pada saat pengerjaan tugas diskusi ini. Oleh karena itu pengumpulan tugas menjadi terlambat dan memerlukan waktu yang lebih serta masih kurangnya dorongan dari sesama peserta didik untuk mengajakan mengingatkan agar bisa berperan aktif bersama-sama didalam kelompok. (2) Akomodasi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya ditunjukkan dengan tingginya rasa toleransi diantara peserta didik dengan membentuk kelompok secara heterogen, saling menghargai satu sama lainnya, tidak memiliki sikap saling menghakimi maupun ingin mendominasi. Selain itu juga ditunjukkan dengan sikap kompromi dengan mengedepankan komunikasi dan kebersamaan agar tidak menimbulkan konflik jika terdapat perselisihan. (3) persaingan antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya ditunjukkan dengan tidak terdapatnya konflik atau pertikaian yang muncul ketika diskusi ini. Persaingan antar peserta didik ditandai dengan usaha dari pserta didik yang berlomba-lomba untuk berperan aktif dan mengeluarkan pendapat serta pengetahuan yang dimiliki. Selanjutnya persaingan diskusi kelompok ditandai dengan usaha yang lebih dari setiap kelompoknya dengan cara menggunakan bantuan internet dengan beralasan mempermudah untuk mencari jawaban serta mempercepat pengerjaan hasil.

 

Saran

            Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut; (1) bagi peserta didik harus lebih meningkatkan partisipasi dan melaksanakan tugas yang menjadi tanggunggjawabanya agar tugas diskusi kelompok dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan tidak lagi munculnya permasalahan dalam hubungan kerjasama didalam kelompok (2) kecendrungan menggunakan bantuan internet juga harus dikurangi dan bagi peserta didik haruslah lebih berani untuk mengelola pengetahuan yang telah mereka miliki dibantu dengan membaca buku pelajaran atau modul materi yang telah diberikan oleh guru untuk menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru. (3) Bagi guru juga harus lebih memperhatikan peserta didik lagi dalam hal berinteraksi didalam kelas, agar sikap kerjasama, toleransi serta kompromi dan persaingan yang telah dimiliki peserta didik semakin kuat dan tidak hilang.

POLA INTERAKSI SOSIAL ANTAR PESERTA DIDIK SAAT BERDISKUSI KELOMPOK MATA PELAJARAN IPS KELAS VIIIA

 

 

Ratih Nur Zammi, Aminuyati, Khosmas

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Untan Pontianak

Email: ratihnurzammi@gmail.com

 

Abstract

This study aims to determine the cooperation, accommodation, and competition between class VIII A students at SMP Negeri 4 Sungai Raya, Kubu Raya Regency. This study uses a qualitative approach with descriptive methods. The subjects of this study were ten students who represented each discussion group. Data collection techniques used are data reduction, data display, conclusion and verification. The results of this tudy are as follows; (1) Cooperation in groups is showed by the division of tasks, communication between group members, and mutual respect for the contributions of each member. Related to responsibility fulfillment, however, some members did not carry out their duties, and some members roamed the class. It caused the completion of the task to be late. (2) accommodation occurredin the form of tolerance, indicated by the presence of groups of heterogeneous students with different backgrounds, mutual respect, and polite words. If there is a conflict, then compromise and mutual agreement are made to resolve the problems. (3) competition between individuals appeared in the efforts of each student to be enthusiastic about contributing and expressing their knowledge. However, the competitiveness between groups was low as there were still groups that used internet assistance to make it easier to complete tasks.  

 

Keywords: Group Discussion, Junior High School Student, Social Interaction.

 


PENDAHULUAN


           


Dalam kehidupan bermasyarakat manusia merupakan mahluk sosial yang selalu melakukan hubungan atau berinteraksi dengan orang lain, karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain didalam kehidupannya. Hubungan sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial, karena tidak mungkin ada kehidupan bersama tanpa hubungan sosial. Didalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahluk sosial yang tidak akan lepas dari pendidikan formal dan nonformal.

            Di dalam lingkungan sekolah peserta didik dituntut untuk dapat berinteraksi sosial, bekerjasama, berkomunikasi, saling menghargai satu sama lainnya dan dapat berperan aktif selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru sering menerapkan latihan untuk peserta didik berupa persoalan yang harus dipecahkan secara bersama-sama didalam kelompok, yang mana dengan adanya diskusi kelompok ini diharapkan agar terjadi komunikasi dan kerjasama antar peserta didik. Menurut Hasibuan (2012) diskusi kelompok ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka, melakukan komunikasi bekerjasama untuk memenuhi tujuan atau sasaran melalui cara bertukar informasi, mempertahankan pendapat dan memecahkan masalah (p.20).

            Kegiatan diskusi kelompok merupakan hal yang utama untuk melihat seberapa besar kemampuan dan pemahaman peserta didik atas materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Menurut Ibrahim (2006) menyatakan bahwa ciri-ciri terlaksananya diskusi kelompok yang baik adalah sebagai berikut: (1) peserta didik berkerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan tugasnya. (2) penghargaan lebih menekankan pada kerja kelompok dari pada individu. (3) kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. (4) anggota kelompok juga harus berasal dari ras, suku, budaya dan jenis kelamin serta pemahaman kemampuan yang berbeda agar tidak mengelompok (p.33).

            Dengan adanya pendapat dari para ahli diatas ternyata tidak sesuai dengan hasil pra riset yang telah dilakukan peneliti dilapangan. Fakta-fakta yang peneliti temukan dilapangan bahwa hubungan kerjasama yang terjadi didalam kelompok hanya dilakukan oleh peserta didik yang berperan aktif saja dan mau mengutarakan pendapat dan pengetahuan mereka serta mampu menguasai jalannya diskusi kelompok. Sementara peserta didik yang kurang berperan aktif cendrung tidak menyelesaikan tugas yang menjadi bagian dari dirinya. Selain itu masih terdapat peserta didik yang tidak kooperatif didalam kelompok dengan menyamping tugas dan malah berjalan-jalan didalam kelas. Peserta didik juga ada yang kedapatan menggunakan bantuan internet secara diam-diam dengan beralasan mempermudahkan dalam mencari jawaban.

            Dijelaskan kembali menurut Hasibuan (2012) tujuan dari diadakannya diskusi kelompok adalah (1) diskusi diadakan sebagai wadah untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Bukan untuk memperumit masalahan atau malah menimbulkan masalah baru. (2) diskusi juga diadakan sebagai tempat untuk menuntut ilmu serta menambah wawasan. (3) diskusi dibuat untuk dijadikan ajang belajar saling menghargai pendapat, belajar beretika dan percaya diri (p.21).

Dengan adanya temuan fakta dilapangan ini serta tidak sejalannya pendapat dari para ahli yang telah dijabarkan diatas, maka dapat diindikasikan jika terdapat permasalahan yang terjadi didalam kelas VIIIA ini terutama ketika diskusi kelompok sedang diterapkan oleh guru. Temuan fakta-fakta yang telah peneliti jabarkan diatas juga didukung dengan penilaian formatif dari guru yang menyatakan bahwa, terdapat (18,18%) peserta didik yang memiliki nilai kurang dari KKM ketika berdiskusi ini. Peserta didik tersebut juga mendapatkan rentang nilai akhir yaitu 66 hingga 68 saja. Hal ini tentunya akan memperkuat bahwa memang terdapat sebuah permasalah didalam kelas VIIIA ini.

Dengan adanya permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk menggali informasi lebih dan mendapatkan gambaran yang lebih lagi mengenai interaksi peserta didik ketika berdiskusi kelompok. Oleh sebab itu peneliti tertarik mengambil judul penelitian mengenai “Pola Interaksi Sosial Antar Peserta Didik Pada Saat Berdiskusi Kelompok Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya”. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk menceritakan mengenai permasalahan yang mereka hadapi pada saat berdiskusi kelompok ini.  Sehingga dengan adanya keterbukaan dari diri peserta didik, diharapkan juga dapat membantu guru untuk lebih mengembangkan mengenai strategi pembelajaran dalam berdiskusi kelompok. Agar peserta didik secara bersama-sama dapat saling aktif, bertukaran informasi, berkomunikasi, bekerjasama dan tidak membeda-bedakan satu sama lainnya.

 

METODE PENELITIAN

            Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, didalam penelitian ini data-data yang telah didapatkan dijabarkan atau dijelaskan secara terperinci menggunkan kata-kata dan didukung oleh foto-foto dokumentasi yang telah diambil pada saat dilapangan. Penulis juga menggambarkan hasil temuan yang didapat dengan secara obyektif dan faktual guna mempermudahkan pembaca dalam memahami hasil dari penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah di kelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, di Jalan Raya Desa Mekar Baru, Desa Kapur, Kalimantan Barat.

            Didalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang dipergunakan yaitu sumber data primer dengan 10 orang informan dari peserta didik yang mewakili setiap kelompoknya serta 1 orang informan dari guru mata pelajaran IPS yang mengajar dikelas VIIIA. Sedangkan sumber data primer peneliti menggunakan arsip catatan penelian dari guru untuk mendukung penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu 1) teknik observasi langsung dengan turun kelapangan dan mengamati dari proses diskusi kelompok yang terjadi secara langsung dikelas VIIIA, 2) teknik komunikasi/wawancara langsung dimana peneliti langsung melakukan wawancara kepada ke 11 informan peneliti dan terakhir 3) teknik dokumentasi peneliti mengabadikan setiap moment yang dilakukan peserta didik pada saat berdiskusi kelompok ini guna mendukung dari penelitian yang telah dilakukan ini.

            Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan juga ada 3 yaitu, 1) Pedoman observasi yang telah peneliti siapkan untuk selanjutnya peneliti gunakan pada saat melakukan pengamatan dilapangan. 2) Pedoman wawancara berisikan seputar pertanyaan yang akan peneliti tanyakan kepada informan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai interaksi yang terjadi ini. 3) alat dokumentasi adalah alat untuk mendapatkan dokumentasi berupa foto/video/rekaman suara dengan menggunakan bantuan kamera maupun alat perekam suara. Selain itu alat dokumentasi juga bisa berupa catatan arsip penilaian yang digunakan peneliti untuk menunjang penelitian ini.

            Kemudian dalam penelitian ini juga menggunakan beberapa teknik untuk dapat menganalisis data yaitu 1) Reduksi data (Reduction Data); yang berarti peneliti telah merangkum, memilih serta memfokuskan, menyederhanakan data dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian ini. 2) Penyajian data (Display Data); yaitu penyusunan informasi data dengan menggunakan teks naratif untuk menjadi suatu pernyataan didalam penelitian. 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion and verification); kesimpulan data dilakukan berdasarkan dari hasil tahapan reduksi dan penyajian data untuk selanjutnya di verifikasi oleh informan dan disajikan kembali sebagai bentuk kesimpulan dari keseluruhan data.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

            SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu SMP Negeri yang terletak di Jalan Raya Kapur, Kecamtan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya dengan luas tanah 15.000m2. Dengan jumlah tenaga pengajar guru sebanyak 32 orang dan memiliki peserta didik laki-laki sebanyak 252 orang serta peserta didik perempuan sebanyan 265 orang. SMP Negeri 4 Sungai Raya juga memiliki 14 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 laboratorium dan 2 sanitasi peserta didik.

Didalam kelas VIIIA yang menjadi lokasi penelitian terdapat kurang lebih 33 orang peserta didik yang mana 8 orang peserta didik laki-laki dan 25 orang peserta didik perempuan dan berasal dari latar belakang etnis, suku, budaya, agama serta pemahaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Selanjutnya pada penelitian ini terdapat 10 orang informan berasal dari peserta didik yang telah mewakilkan setiap kelompoknya. Pemilihan ke 10 informan ini hasil dari diskusi yang telah peneliti lakukan sendiri dengan Ibu Suhene, S.Pd selaku guru yang mengajar mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ini. Berikut ini peneliti akan menyajikan hasil yang telah didapatkan pada saat dilapangan.

 

1.    Kerjasama antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)    Hasil Observasi

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan sebanyak 3x turun kelapangan yaitu pada tanggal 11 Januari 2021, 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021. Dari semua observasi yang telah peneliti lakukan dilapangan peneliti menemukan fakta mengenai hubungan kerjasama yang terjadi antar peserta didik didalam kelompok ketika berdiskusi ini. Fakta-fakta yang peneliti temukan yaitu sebagai berikut; (1) peserta didik didalam kelompok saling bekerjasama untuk membantu serta berbagi tugas. (2) peserta didik secara bersama-sama juga saling berkomunikasi untuk memecahkan masalah atas soal yang telah diberikan oleh guru. Tetapi tidak semua anggota didalam kelompok yang ikut berkomunikasi dan berdiskusi ketika melakukan pemecahan masalah ini. (3) peserta didik didalam kelompok juga saling menghargai kontribusi yang telah dilakukan oleh seluruh anggota. (4) tidak semua peserta didik didalam kelompok yang bersedia untuk mengambil tugas yang menjadi gilirannya atau bagian dirinya. (5) tidak semua peserta didik juga tetap berada didalam kelompok hingga tugas dinyatakan selesai oleh guru dan masih banyak kedapatan peserta didik yang berjalan-jalan dikelas. (6) tidak semua peserta didik meneruskan atau melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya. (7) kurang adanya dorongan atau ajakan antar sesama peserta didik didalam kelompok agar seluruh anggota dapat berpartisipasi untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. (8) terakhir akibat dari permasalah diatas membuat tidak semua kelompok dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

b)    Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada 11 informan yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 didapatilah fakta-fakta tambahan mengenai pola interaksi yang terjadi dikelas VIIIA ini terutama dalam hal hubungan kerjasama yang dilakukan peserta didik pada saat berdiskusi kelompok. Yang mana menurut 2 orang peserta didik ketika diwawancara memberikan informasi jika kerjasama yang terjadi didalam kelompok ditandai dengan pembagian tugas antar anggotanya, saling berkomunikasi jika telah menemukan jawaban dan saling membantu jika mengalami kesulitan. Namun tidak semua anggota didalam kelompok yang mau bersedia untuk membantu mencari jawaban, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabanya dan konsisten dari awal diskusi hingga akhir untuk berada didalam kelompok. Akan tetapi dengan adanya permasalahan ini didalam hubungan kerjasama tidak membuat peserta didik didalam kelompok terlibat konflik. Peserta didik cendrung lebih memilih untuk menghargai kontribusi dari setiap anggotanya dan mengerjakan tugas walaupun bukan menjadi bagian dari dirinya. Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara oleh Ibu Suheni,S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS hubungan kerjasama peserta didik saat berdiskusi kelompok, memang ada yang seluruh anggota dalam kelompok saling bekerjasama berbagi tugas dan berkomunikasi. Namun juga ada kelompok yang hanya beberapa anggotanya saja yang berkerjasama, berkomunikasi dan berbagi tugas selebihnya anggota lainnya hanya duduk diam.

 

2.         Akomodasi antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)         Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 11 Januari 2021, 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 dengan cara peneliti terjun langsung untuk melakukan pengamatan selama kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung. Peneliti berhasil menemukan fakta terkait dengan akomodasi dalam bentuk toleransi dan kompromi yang telah dilakukan oleh peserta didik. Adapun fakta-fakta tersebut, sebagai berikut;

1)        Toleransi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ditunjukkan dengan interaksi yang dilakukan peserta didik didalam kelompok seperti; (a) pembentukan kelompok yang sudah berisikan peserta didik dengan heterogen atau berbeda-beda mulai dari etnis, suku, budaya, jenis kelamin dan kemampuan yang dimiliki peserta didik tersebut. (b) antar peserta didik juga menggunakan kata-kata yang sopan dan saling menghargai satu sama lainnya. (c) dengan adanya perbedaan tersebut, peserta didik tidak memiliki sikap untuk saling menghakimi satu sama lainnya. (d) dan terakahir peserta didik juga tidak ada memiliki sikap untuk mendominasi jalannya diskusi kelompok.

2)        Kompromi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok juga ditunjukkan dengan interaksi yang dilakukan peserta didik didalam kelompok seperti; (a) komunikasi yang dilakukan antar peserta didik. (b) cara penyelesaian perselisihan atau masalah yang dilakukan peserta didik didalam kelompok dengan mendengarkan setiap argument atau pendapat dari anggota yang berselisih paham lalu secara bersama-sama mengambil keputusan akhir yang tepat dengan tidak menguntungkan atau merugikan salah satu pihak yang bertikai.

b)        Hasil wawancara

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 11 orang informan dan dilakukan sebanyak 2x wawancara pada tanggal 25 Januari 2021 dan 15 Februari 2021 peneliti juga telah mendapatkan fakta-fakta terkait bentuk toleransi dan kompromi yang telah dilakukan peserta didik yaitu sebagai berikut;

1)        Toleransi dari hasil wawancara dengan informan didapatilah informasi bahwa didalam pembentukan kelompok diskusi dilakukan dengan cara peserta didik membuat kelompok sendiri dan berisikan anggota yang heterogen dengan memiliki masing-masing perbedaan didalam nya. Dengan adanya perbedaan tersebut tidak menyebabkan terjadinya konflik sehingga hubungan toleransi tetap terjalin, hal ini dikarenakan peserta didik didalam kelompok saling menghargai satu sama lainnya dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak ingin untuk menghakimi atau mendominasi jalannya diskusi kelompok.

2)        Kompromi dari hasil wawancara dengan informan juga didapati informasi terkait kompormi yang telah dilakukan peserta didik didalam kelompok yaitu dengan cara berkomunikasi langsung jika telah mendapatkan jawaban atau ingin menyampaikan sesuatu dan jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat maka akan langsung mencari jalan keluar secara bersama-sama dengan mendengarkan terlebih dahulu anggota yang berselisih tersebut lalu memutuskan untuk mengambil jalan tengah dengan tidak memberatkan atau merugikan salah satu pihak saja.

 

3.         Persaingan antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

a)         Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti sebanyak 3x turun kelapangan pada tanggal 11 januari 2021, 25 januari 2021 dan 15 februari 2021 peneliti telah menemukan fakta mengenai persaingan yang terjadi baik persaingan antar individu ataupun antar kelompok ketika berdiskusi. Berikut ini hasil temuan dari peneliti;

1)        Persaingan antar individu yang terjadi ditunjukkan dengan usaha yang dikeluarkan dari tiap-tiap individu didalam kelompok untuk berperan aktif, berargument mengeluarkan atau menyampaikan pemahaman materi yang telah dirinya kuasai atau berpendapat ketika telah menemukan jawaban dan seluruh anggota didalam kelompok ini juga memiliki kesempatan yang sama sehingga tidak ada perbedaan diantaranya untuk mendapatkan peneliaian lebih dari guru atas usaha yang telah dikeluarkan.

2)        Persaingan antar kelompok juga terjadi mewarnai diskusi kelompok ini yang ditunjukkan dengan cara tiap-tiap kelompok memiliki strategi atau caranya sendiri untuk mendapatkan penilaian lebih dari guru. Mulai dari menggunakan buku pelajaran atau modul materi yang telah diberikan oleh guru untuk menemukan jawabannya hingga menggunakan bantuan internet untuk mempermudah dan mempercepat proses pencarian jawaban dan penyelesaian tugas.

b)        Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada 11 orang informan dan sebanyak 2x wawancara yaitu pada tanggal 25 januari 2021 dan 15 februari 2021 didapatilah informasi terkait persaingan yang terjadi didalam kelompok diskusi ini, yaitu sebagai berikuti;

1)        Persaingan antar individu dilakukan dengan cara fokus mengerjakan soal-soal berusaha mencari jawabannya dibuku pelajaran maupun modul yang telah diberikan dan dikaitan dengan soal pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan rangkai kata-kata dari diri sendiri. Persaingan juga dengan melibatkan seluruh anggota kelompok dengan berperan aktif untuk mengeluarkan pendapat dan pemahaman materi yang dikuasai masing-masing. Namun memang persaingan ini hanya diikuti oleh peserta didik yang betul aktif dan mau bekerjasama didalam kelompok, untuk peserta didik yang kurang aktif hanya berdiam diri dan mengamati saja dengan sesekali membantu jika dimintai bantuan.

2)        Persaingan antar kelompok diskusi dilakukan dengan cara berbagi tugas untuk mencari jawabannya, mengerjakannya secara serius sehingga berharap dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Namun untuk mencari jawaban selain menggunakan pemahaman dan penguasaan materi yang telah dimiliki ataupun dengan menggunakan buku pelajaran serta modul yang telah diberikan, biasanya juga sesekali menggunakan bantuan internet untuk mempermudah mencari jawaban dan lebih mempercepat penyelesaian tugas.

 

Pembahasan

1.         Kerjasama antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Laudgren (dalam Isjoni 2010) yang menyatakan bahwa hubungan kerjasama dapat dikatakan berjalan baik jika anggota didalam kelompok dapat memenuhi 8 indikator tercapainya kerjasama kelompok yaitu sebagai berikut; a) peserta didik saling membantu antar sesama anggota kelompok (bersedia untuk menjelaskan kepada anggota yang belum mengerti atau memahami materi) b) setiap anggota dapat memecahkan masalah dalam kelompok hingga mencapai sebuah kesepakatan bersama c) dapat menghargai kontribusi setiap anggotnya d) secara bergiliran mengambil tugas yang menjadi bagiannya e) setiap anggota berada didalam kelompok hingga tugas dinyatakan selesai f) setiap anggota meneruskan tugas yang menjadi bagiannya g) dapat saling mendorong antar sesama anggota untuk berpartisipasi lebih didalam kelompok h) dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu (p.65-66).

Namun berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas peneliti menemukan fakta-fakta baru terkait hubungan kerjasama yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ini. Fakta tersebut menunjukan bahwa peserta didik hanya mampu memenuhi 3 indikator terlaksananya kerjasama didalam kelompok sementara 5 indikator lainnya masih belum bisa dikatakan tercapai. Berikut ini fakta-fakta tersebut sebagai berikut; a) peserta didik didalam kelompok memulai tugas dengan saling berkerjasama dan berbagi tugas untuk mencari jawaban b) peserta didik secara bersama-sama berkomunikasi untuk melakukan pemecahan masalah agar dapat merumuskan jawaban yang telah didapati c)  peserta didik juga saling menghargai dengan kontribusi yang telah diberikan oleh masing-masing anggota kelompok d) tidak semua peserta didik didalam kelompok yang secara bergiliran mau mencari jawaban e) masih didapati peserta didik yang tidak bisa duduk diam dalam kelompok ketika diskusi sedang berlangsung f) masih kurangnya dorongan atau ajakan sesama peserta didik agar bisa untuk saling berpartisipasi didalam kelompok g) akhirnya tidak semua kelompok dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Selain itu temuan fakta dilapangan ini juga didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan yang memberikan informasi mengenai hubungan kerjasama yang terjadi didalam kelompok, bahwa dari hasil wawancara tersebut didapati jika memang didalam kelompok hubungan kerjasama dimulai dengan pembagian tugas, dilanjuti dengan berkomunikasi untuk mencari jawaban, saling membantu jika terdapat kesulitan namun memang tidak semua anggota yang bersedia untuk melakukan hal ini.

 

2.         Akomodasi antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Kimball Young dan Ricahrd (Dalam Soekanto 2017) menyatakan bahwa bentuk-bentuk akomodari terbagi atas 7 bentuk sebagai berikut; a) coercion, bentuk yang terjadi karne paksaan b) compromise, dimana pihak yang saling bertikai melakukan pengurangan tuntunya untuk mempercepat penyelesaian perselisihan c) arbitration, suatu cara yang menggunakan bantuan dari pihak ketiga d) mediation, seperti arbitration yang mengundang pihak ketiga sebagai penengah e) conciliation, usaha untuk mempertemukan dari pihak yang sedang berselisih agar mencapai suatu persetujuan f) toleration, bentuk yang tanpa adanya persetujuan dan kadang muncul tanpa disengaja g) adjudication, penyelesaian perkara atau persengketaan melalui pengadilan (p.80). Berdasarkan penyampaian teori diatas didapatilah bahwa akomodasi yang terjadi di dalam kelas VIIIA ketika berdiskusi kelompok berbentuk toleransi dan kompromi yang dilakukan oleh peserta didik dan tidak menimbulkan konflik sehingga tidak perlu melibatkan orang ketiga maupun bantuan pengadilan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

a)    Toleransi yang terjadi antar peserta didik menurut Raka (Dalam Dayanti 2015) terdapat 4 indikator yang dapat dijadikan acuan untuk melihat sikap toleransi yang dilakukan antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ini, yaitu sebagai berikut; (1) sikap peserta didik yang saling menghargai pendapat satu sama lainnya (2) peserta didik saling berinteraksi walau memiliki latar belakang budaya, kepercayaan, suku serta tingkat pemahaman yang berbeda-beda (3) tidak adanya sikap saling menghakimi (4) tidak ingin mendominasi dan ingin menang sendiri (p.232).

Oleh karena itu dengan adanya penjelasan dari teori ahli tersebut dan berdasarkan observasi serta hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, peneliti mendapati bahwa toleransi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi mata pelajaran IPS dikelas VIIIA ditandai dengan; (1) kemampuan peserta didik yang sudah membentuk kelompok dengan heterogen atau berisikan peserta didik dengan latar belakang etnis, suku, budaya serta tingkatan pemahaman dan penguasaan materi yang berbeda-beda (2) peserta didik juga telah memiliki sikap untuk saling menghargai atas perbedaan pendapat yang terjadi diantara mereka (3) peserta didik tidak memiliki sikap untuk saling menghakimi atas perbedaan yang mereka miliki (4) dan didalam kelompok tidak terdapat peserta didik yang ingin saling mendominasi jalannya diskusi kelompok. Temuan ini diperjelas oleh hasil wawancara dari informan yang juga menyatakan bahwa, dengan adanya perbedaan yang kami miliki tidak membuat atau memicu terjadinya konflik didalam kelompok hal ini dikarenakan tingginya rasa toleransi antar sesama untuk saling menghargai usaha satu sama lainnya.

b)    Kompromi yang dilakukan antar peserta didik menurut Hendropuspito (Dalam Yohanes 2015) menyatakan bahwa, kompromi adalah suatu sikap akomodasi yang lebih jauh lagi dari pada sikap toleransi, dengan adanya kompromi masing-masing pihak ingin memberikan keputusannya untuk mengatasi perselisihan yang terjadi agar tidak menjadi konflik (p.9). Dengan adanya penyampaian teori dari ahli ini juga sejalan dengan temuan yang terjadi dilapangan yang mana berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan menyatakan bahwa, bentuk kompromi yang terjadi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok ditandai dengan adanya; (1) komunikasi yang dilakukan antar anggota didalam kelompok (2) cara penyelesaian masalah dengan mendengarkan pihak yang berselisih dan mengambil keputusan secara bersama-sama guna tidak menimbulkan konflik ataupun hanya menguntungkan serta merugikan salah satu pihak nya saja tetapi dengan adanya keputusan ini dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak yang ada dikelompok tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan dari informan yang juga mengatakan bahwa, jika terdapat perbedaan pendapat maka tidak akan menimbulkan koflik hal ini dikarenakan adanya komunikasi yang lancar serta penyelesaian masalah dalam bentuk berdiskusi dan mengambil keputusan secara bersama-sama.

 

3.    Persaingan antar peserta didik pada saat berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Soekanto (2017) menyatakn bahwa, persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, individu atau kelompok untuk mencari keuntungan dengan cara mempergunakan usaha atau strategi akan tetapi tanpa mempergunakan ancaman serta kekerasan (h.84). didalam penelitian ini terdapat 2 persaingan yang mewarnai jalannya diskusi kelompok, yaitu persaingan antar individu didalam kelompok serta persaingan antar kelompok untuk memperebutkan reward sebagai kelompok terbaik.

a)    Persaingan antar individu didalam kelompok menurut Wardiyatmoko (2012) menyatakan bahwa, persaingan atau kompetisi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan usaha yang lebih baik dari individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan secara bersama-sama (p.56). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan didapati lah bahwa persaingan antar individu ketika berdiskusi kelompok ini ditandai dengan adanya tidak terciptanya konflik dikarenakan setiap individua tau peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat aktif, berargument serta memberikan yang terbaik kepada kelompok dan saling membantu satu sama lainnya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara didapatilah persaingan ini dilakukan dengan peserta didik saling fokus mengerjakan soal atau mencari jawaban yang telah menjadi bagian dari dirinya untuk menyelesaikan tugas agar cepat terselesaikan.

b)    Persaingan antar kelompok menurut Soekanto (2017) menyatakan bahwa, persaingan suatu kelompok terjadi dengan ditandai adanya usaha yang diberikan oleh setiap anggotanya guna tercapainya tujuan secara bersama-sama (p.84). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan didapatilah persaingan kelompok yang terjadi ditandai dengan tiap-tiap kelompok menggunakan cara ataupun strateginya sendiri. Mulai dari berbagi tugas untuk mencari jawaban, menggunakan bantuan buku ataupun modul materi yang telah diberikan guru lalu mengaitkannya dengan pemahaman yang dikuasi, serta juga menggunakan bantuan internet dengan alasan untuk mempercepat mencari jawaban dan menyelesaikan pengerjaan tugas tersebut. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dari peserta didik yang menyatakan bahwa, persaingan antar kelompok dilakukan dengan cara serius mengerjakan soalnya mencari jawaban secara bersama-sama dan berkomunikasi mendengarkan pendapat dari setiap anggota dan mencari jawabannya dengan malalui bantuan buku pelajaran, modul materi yang dibagika serta juga menggunakan bantuan internet jika merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) kerjasama antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dimulai dengan pembagian tugas kepada stiap anggotanya untuk mencari jawaban atau ingin berpendapatan mengenai materi yang dipahami. Selain itu setiap peserta didik saling menghargai kontribusi yang diberikan oleh setiap anggota didalam kelompok. walaupun didalam kelompok masih didapati peserta didik yang tidak menjalankan tugas dan mengambil giliran untuk menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya, selain itu masih juga terdapat peserta didik yang tidak ikut dalam berargument untuk dapat membantu menyelesaikan tugas dan masih juga didapati peserta didik yang berjalan-jalan didalam kelas pada saat pengerjaan tugas diskusi ini. Oleh karena itu pengumpulan tugas menjadi terlambat dan memerlukan waktu yang lebih serta masih kurangnya dorongan dari sesama peserta didik untuk mengajakan mengingatkan agar bisa berperan aktif bersama-sama didalam kelompok. (2) Akomodasi antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya ditunjukkan dengan tingginya rasa toleransi diantara peserta didik dengan membentuk kelompok secara heterogen, saling menghargai satu sama lainnya, tidak memiliki sikap saling menghakimi maupun ingin mendominasi. Selain itu juga ditunjukkan dengan sikap kompromi dengan mengedepankan komunikasi dan kebersamaan agar tidak menimbulkan konflik jika terdapat perselisihan. (3) persaingan antar peserta didik ketika berdiskusi kelompok mata pelajaran IPS dikelas VIIIA SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya ditunjukkan dengan tidak terdapatnya konflik atau pertikaian yang muncul ketika diskusi ini. Persaingan antar peserta didik ditandai dengan usaha dari pserta didik yang berlomba-lomba untuk berperan aktif dan mengeluarkan pendapat serta pengetahuan yang dimiliki. Selanjutnya persaingan diskusi kelompok ditandai dengan usaha yang lebih dari setiap kelompoknya dengan cara menggunakan bantuan internet dengan beralasan mempermudah untuk mencari jawaban serta mempercepat pengerjaan hasil.

 

Saran

            Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut; (1) bagi peserta didik harus lebih meningkatkan partisipasi dan melaksanakan tugas yang menjadi tanggunggjawabanya agar tugas diskusi kelompok dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan tidak lagi munculnya permasalahan dalam hubungan kerjasama didalam kelompok (2) kecendrungan menggunakan bantuan internet juga harus dikurangi dan bagi peserta didik haruslah lebih berani untuk mengelola pengetahuan yang telah mereka miliki dibantu dengan membaca buku pelajaran atau modul materi yang telah diberikan oleh guru untuk menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru. (3) Bagi guru juga harus lebih memperhatikan peserta didik lagi dalam hal berinteraksi didalam kelas, agar sikap kerjasama, toleransi serta kompromi dan persaingan yang telah dimiliki peserta didik semakin kuat dan tidak hilang.